Mencari Jati Diri dan Tujuan Hidup

Sepanjang hidup, ada cara-cara yang lebih mudah dan lebih sulit untuk memperoleh hasil-hasil yang kita pilih. Tujuan hidup itu tidak ada perbedaan. Konsep-konsep berikut ini merupakan sparepart yang disediakan dalam perjalanan untuk membuat perjalanan lebih lancar. Alat-alat inibekerja dengan kreatifitas dan insuisi kita dan akan lebih jauh membantu kita berjalan lebih sesuai (sejalan) dengan karakter tujuan hidup kita. Pakailah konsep itu selama dan ketika kita merasakan seakan-akan – ini bukan sebuah program untuk diikuti, cara-cara sederhana yang membantu kita mengatur (menyesuaikan) jalan kita dan meneruskan kita sebuah rangkaian pelajaran yang penuh Tujuan hidup.

Percaya Diri
Percaya diri merupakan sebuah alat yang cepat dan mudah untuk menggunakan kecerdasa intuisi atau kreatif kita. Kita dapat menggunakannya dalam sejumlah cara-cara yang berbeda.

Kejelasan
Berbicaralah dengan kejelasan. Ungkapkan diri kita dengan penuh Tujuan hidup. Kejelasan memelihara kepercayaan diri dan merupakan pember kemungkinan yang sangat besar.

Proporsional
Kurangi setiap sesuatu sampai pada dasar intisarinya. Selanjutnya kita selalu dapat menguraikannya. Mengetahui intisari sesuatu membantu kita menyatukan sesuatu itu dengan Tujuan hidup kita.

Intuisi Kreatif
Segala sesuatu adalah mungkin melalui pikiran kreatif kita. Kreatifitas dan intuisi “tahu”. Pikiran logis kemudian mulai mamahmi. Menjalani Tujuan hidup kita artinya pertama dikendarai oleh pikiran intitif/kreatif dan kedua memahaminya dalam kebiasaan lurus (mengalir lurus).

Kesederhanaan
Jika kita dapat mengatakan sesuatu secara sederhana barankali kita memahaminya, jika tidak dapat, barangkali kita tidak paham. Katakan apa yang kita maksudkan dan artikan apa yang kita katakan. Tujuan hidup kita adalah bagian yang paling jujur dari diri kita.
Bagi saya, kesedarhanaan mempunyai sebuah kebersihan mengenainya, sebuah kemurnian.

Kerjasama
Apapun Tujuan hidup yang kita pilih untuk diri kita sendiri kita perlu orang lain untuk menjalankannya. Kerjasama yang besar dilahirkan (diciptakan) dari sebuah rasa hormat yang mendasar kepada pendangan-pandangan dan kemampuan-kemampuan orang lain.

Pencarian Jati diri


Salam..
Kembali ke jalan-Nya, janganlah kita menunda-nunda untuk mendapatkan rahmat-Nya.
Tiga kategori manusia:
1. Orang yang terlahir baik tapi seiring berjalannya waktu ia terkontaminasi oleh kehidupan dunia sehingga ia dalam kemaksiatan sampai meninggalnya.
2. Orang yang terlahir baik dan ia tergoda oleh dunia tapi akhirnya tersadar & bertaubat sehingga ia menemukan jalan-Nya kembali menuju rahmat-Nya.
3. Orang yang terlahir baik dan ia senantiasa melihat/belajar tentang kehidupan sehingga ia istiqomah di jalan-Nya sampai mendapat rahmat-Nya.
Sekarang terserah kepada kita untuk memilih jalan yang akan kita tempuh, apakah menjadi orang pertama yang jahil & nggak mau belajar sehingga slalu dalam kesesatan sampai akhir. Atau menjadi orang kedua yang akhirnya tersadar hingga menemukan jalan-Nya kembali walaupun sebelumnya melalui fase kegagalan dalam kehidupan tapi akhirnya ia berhasil. Ataukah menjadi orang ketiga yang selalu belajar nilai2 kehidupan(belajar dari kesalahan orang lain)ia mengambil pelajaran darinya sehingga tidak sampai tersesat & slalu istiqomah di jalan-Nya.

Jikalau kita selalu ingat,dekat & istiqomah di jalan-Nya,insya Allah petunjuk,hidayah & perlindungan-Nya selalu menyertai kita. Seperti bayi yang hati-jiwanya bersih, Allah menuntunnya untuk menangis ketika ia lapar/haus sehingga ibunya tahu akan hal itu.
Smoga kita senantiasa ingat,dekat kepada Allah & smoga kita bisa senantiasa membersihkan hati-jiwa kita sehinga Allah memenuhi hati & fikiran kita dengan petunjuk/hidayah-Nya, dan smoga Allah menganugrahkan kepada kita berupa keistiqomahan di jalan-Nya. Aamiin…


Perjalanan BTM COMUNITY

BERSYUKUR DAN BERJUANGLAH ANAK - ANAK BTM





















Alkisah, di beranda belakang sebuah rumah mewah, tampak seorang anak sedang berbincang dengan ayahnya. "Ayah, nenek dulu pernah bercerita kepadaku bahwa kakek dan nenek waktu masih muda sangat miskin, tidak punya uang sehingga tidak bisa terus menyekolahkan ayah. Ayah pun harus bekerja membantu berjualan kue ke pasar-pasar," tanya sang anak. "Apa betul begitu, Yah?"

Sang ayah kemudian bertanya, "Memang begitulah keadaannya, Nak. Mengapa kau tanyakan hal itu anakku?"

Si anak menjawab, "Aku membayangkan saja ngeri Yah. Lantas, Apakah Ayah pernah menyesali masa lalu yang serba kekurangan, sekolah rendah dan susah begitu?"

Sambil mengelus sayang putranya, ayah menjawab, "Tidak Nak, ayah tidak pernah menyesalinya dan tidak akan mau menukar dengan apapun masa lalu itu. Bahkan, ayah mensyukurinya. Karena, kalau tidak ada penderitaan seperti itu, mungkin ayah tidak akan punya semangat untuk belajar dan bekerja, berjuang dan belajar lagi, hingga bisa berhasil seperti saat ini."

Mendapat jawaban demikian, si anak melanjutkan pertanyaannya, "Kalau begitu, aku tidak mungkin sukses seperti Ayah dong?"

Heran dengan pemikiran anaknya, sang ayah kembali bertanya, "Kenapa Kau berpikir tidak bisa sukses seperti ayah?"

"Lho kata Ayah tadi, penderitaan masa lalu yang serbasusah lah yang membuat Ayah berhasil. Padahal aku dilahirkan dalam keluarga mampu, kan ayahku orang sukses," ujar si anak sambil menatap bangga ayahnya. "Ayah tidak sekolah tinggi, sedangkan Ayah menyuruhku kalau bisa sekolah sampai S2 dan menguasai 3 bahasa, Inggris, Mandarin dan IT. Kalau aku ingin sukses seperti Ayah kan nggak bisa dong. Kan aku nggak susah seperti Ayah dulu?"

Mengetahui pemikiran sang anak, ayah pun tertawa. "Hahaha, memang kamu mau jadi anak orang miskin dan jualan kue?" canda ayah.

Digoda sang ayah, si anak menjawab, "Yaaaah, kan udah nggak bisa memilih. Tapi kayaknya kalau bisa memilih pun, aku memilih seperti sekarang saja deh. Enak sih, punya papa mama baik dan mampu seperti papa mamaku hehehe."

Sang ayah lantas melanjutkan perkataannya, "Karena itulah, kamu harus bersyukur tidak perlu susah seperti ayah dulu. Yang jelas, siapa orangtua kita dan bagaimana keadaan masa lalu itu, kaya atau miskin, kita tidak bisa memilih, ya kan? Maka, ayah tidak pernah menyesali masa lalu. Malah bersyukur pada masa lalu yang penuh dengan penderitaan, dari sana ayah belajar hanya penderitaan hidup yang dapat mengajarkan pada manusia akan arti keindahan dan nilai kehidupan. Yang jelas, di kehidupan ini ada hukum perubahan yang berlaku. Kita bisa merubah keadaan jika kita mau belajar, berusaha, dan berjuang habis-habisan. Tuhan memberi kita segala kemampuan itu, gunakan sebaik-baiknya. Dimulai dari keadaan kita saat ini, entah miskin atau kaya. Niscaya, semua usaha kita diberkati dan kamu pun bisa sukses melebihi ayah saat ini. Ingat, teruslah berdoa serta berusaha. Belajar dan bekerjalah lebih keras dan giat. Maka, cita-citamu akan tercapai."

Pembaca yang budiman,

Pikiran manusia tidak mungkin mampu menggali dan mengetahui rahasia kebesaran Tuhan. Karena itu, sebagai manusia (puk nen sien cek) kita tidak bisa memilih mau lahir di keluarga kaya atau miskin. Kita juga tak bisa memilih lahir di negara barat atau di timur dan lain sebagainya.

Maka, jika kita lahir di keluarga yang kaya, kita harus mampu mensyukuri dengan hidup penuh semangat dan bersahaja. Sebaliknya, jika kita terlahir di keluarga yang kurang mampu, kita pun harus tetap menyukurinya sambil terus belajar dan beriktiar lebih keras untuk memperoleh kehidupan lebih baik. Sebab, selama kita bisa bekerja dengan baik benar dan halal, Tuhan pasti akan membantu kita! Ingat, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang, tanpa orang itu mau berusaha merubah nasibnya sendiri.

Terus berjuang, raih kesuksesan!
Salam sukses luar biasa!!!